Jakarta – Kota Tegal sudah saatnya menjadi Kota Kulier inilah yang Walikota Tegal, KMT. Hj. Siti Masitha Soeparno, ungkapkan ketika Audiensi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang diterima langsung oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, I Nyoman Shuida dan jajarannya, Jum’at (10/3/2017).

“Kota Tegal ini terdiri dari 4 kecamatan dan 27 kelurahan, alasan salah satunya adalah ketika bapak ibu ke daerah selain oleh-oleh pasti akan mencari makanan khas dari daerah itu apa, Sedangkan khas Kota Tegal itu banyak sekali selain sate kambing ada tahu aci kupat glabed, kupat blengong juga soto tauco,” ucap Walikota.

“Saya membanyangkan Kota Tegal ini menjadi restoran yang besar, yang terdiri dari 27 menu Khas dari masing masing kelurahan, walaupun ada kemiripan tetapi bisa diolah dan disajikan degan cara yang berbeda,” tambah Walikota.

“Kota Tegal sebagai Kota Bahari juga perlu mensukseskan program Gemari, Gerakan Gemar makan ikan, jadi selain kita menampilkan ke khasan dari menu Kota Tegal tetapi ada menu pilihan dari olahan ikan,” imbuh Walikota.

Kegiatan ini adalah momen yang tepat dan sudah menjadi Wacana dari Walikota yang disambut baik oleh yayasan Tri Darma Kota Tegal, Walikota menjelaskan ide awal diadakannya pencanangan Kota Tegal Sebagai Kota Kuliner.

Sauto merupakan makanan Asli Indonesia yang sudah dipatenkan, namun demikian dari berbgai daerah yang ada di Indonesia semua mempunyai kekhasan dalam menamakan Sauto dan cara penyajiannya, pun demikian dengan Sauto Kota Tegal.

“Sesuai program Nasional yang mematenkan makanan soto, di Kota Tegal juga ada yaitu soto tauco, Sehingga dari lomba tadi ada yang namanya menu wajib yaitu yang namanya sauto , dan menu pilihannya adalah makanan dengan bahan dasar olahannya dari hasil laut, bisa dari ikan, kepiting, cumi dan lainnya,” ungkap Walikota.

“Kita berikan warga ruang untuk menyajikan makanan tersebut yang kita kemas dalam bentuk lomba, 27 kelurahan kita ikut sertakan, kemudian kita ikutkan siswa SMK” ucap Walikota.

“Event ini berlangsung 3 hari dari tanggal 17 sampai 19 Maret, tetapi inti acara berlangsung tanggal 17 maret, kita harus ambil timing ini untuk betul-betul sudah mau memproklamirkan Kota Tegal ini sebagai Kota Kuliner 2017,” tambah Walikota.

“Sehingga kami perlu dukungan dari pak Nyoman dan jajaran kementrian PMK ini untuk menyampaiakan sehingga secara nasional terdengar gaungnya,” harap Walikota.

Dijelaskan oleh Walikota bahwa acara ini juga bekerjasama dengan ACMI (Aku Cinta Masakan Indonesia), dimana mereka datang ke daerah-daerah untuk mencari kehasan dari suatu daerah khususnya kuliner, nanti merka akan tuangkan dalam bentuk tulisan, lewat media sossial, video kuliner, ini promosi yang sangat efektif dan dampaknya sangat luas.

“Jurinya dari ACMI dan Kungfu Chef, Master Mito,” ungkap Walikota.

“Kita utamakan higienitas dahulu karena ini menjadi salah satu faktor penilaian selain rasa dan penampilan, mulai dari lapnya, alat masak dan sebagainnya itu yang kita tekan kan,” ucap Walikota.

Walikota menjelaskan Kota tegal menjadi daya tarik dari daerah sekitar, termasuk PKL yang mencapai 6000 lebih, jadi disamping kita membuat sentra sentra PKL kita juga akan memberikan pendampingan kepada mereka terkait higienitas, penataan dan cara penyajian, kita fasilitasi air bersih, penerangan dan tempat permanen tetapi juga mereka diwajibkan mengitu aturan yang berlaku.

“Jadi konotasi yang sering menyebutkan , PKL itu harus digusur ditertibkan kita harus hilangkan, justru kita akomodir mereka, kita berikan mereka tempat yang lebih baik pendampngan dan mereka secara income lebih bisa meningkat,”ungkap Walikota.

Ditambahkan pula oleh Nyoman dan jajarannya kegiatan ini tentunya juga melibatkan para PKL, dimana dalam kebijakan revolusi mental juga menyasar para PKL.

“Kita pasti dukung festival ini,”ungkap Nyoman.

“Penataan PKL di sentra PKL Lenggang Jakarta, konsepnya bisa diterapkan di Kota Tegal, kita akan bikin program supaya bisa diterapkan” ucap Ir. Iwan Eka Setiawan, M.Sc, Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya.

Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan langsung oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, I Nyoman Shuida kepada Walikota Tegal, KMT. Hj. Siti Masitha Soeparno, Plakat Revolusi Mental.

Turut mendampingi Walikota Tegal, KMT. Hj. Siti Masitha Soeparno dalam audiensi tersebut, Plt. Sekda Kota Tegal, Dyah Kemala Sintha, SH, MH dan jajaran terkait dalam pelaksanaan kegiatan pencanangan Kota Tegal sebagai Kota Kuliner.