Tegal- Kelas 5B progdi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Pncasakti Tegal melangsungkan sebuah pementasan drama dengan lakon Kebo Nyusu Gudel karya DhenI Jatmiko yang disutradara oleh Mukaromah.

Pementasan yang bertempat di Auditorium UPS Tegal ini merupakan keberlangsungan dari adanya mata kuliah pementasan drama di semester lima Pendidikan Bahasa Indonesia. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari berturut turut ini menjadi inovasi tersendiri bagi mahasiwa semester lima. Terdapat tiga lakon yang dimaikan oleh masing masing kelas selama tiga hari berturut turut, yakni Rawa Rontek karya Adetiya Nurlitayu sutradara Zidni Ilma N. (10/12), Geger Palawijen karya Lanang Setiawan sutradara Atma Aulia (11/12), dan Kebo Nyusu Gudel karya Dheni Jatmiko sutradara Mukaromah

Sebelum pementasan dimaulai Pimpinan Produksi menyampaikan rasa hormat juga terimakasihnya atas dilaksanakannya pementsan drama tersebut “Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah pementasan drama, apresiator seni juga pendukung dan sponsorship yang sudah bersediat turut ambil alih dalam pemtasnan drama ini tak lupa juga kepa kawan-kawan semester lima serta tim pementasan kebo nyusu gudel ini, tanpa adanya mereka pementasan ini tidak akan berjalan dengan kancar” ujar Zulfa selaku pimpiro.

Pementasan ini kali ini merupakan drama satu babak yang menceritkan tentang orang tua pensiunan tentara juga pecinta seni yang masih terbayang bayang akan masa lalunya, karena ingatannya yang mulai pikun ia kerap kali menggangu penghuni rumah yang sudah tidur yaitu anak, menantu dan istrinya untuk turut larut dalam ingatanya yang mulai kemana-mana. Sampai sampai membuat cucu dan menantunya sebagai tentara dan apresiator seni, sehingga membuat anaknya muak karena tikah kakek yang selalu begitu setiap malamnya.

Dalam sesi diskusi Mukaromah atau lebih akrab dipanggil yomah selaku sutradara memparkan alsannya menbil naskah tersebut. “Pada awal proses saya meninta pada kawan-kawan untuk mengumpukan dan mempresentsikan naskah yang merka pikir menari untuk dipentaskan. Pada saat itu ada yang mengumpulkan naskah kebo nyusu gudel ini, karena sebelumnya saya sudah pernah membaca naskah tersebut, ku pikir cocok dengan kelas ini. Kebo nyusu gudel ini merupakan drama satu babak dan merupakan naskah satir. Dari situ pun, saya mempertimbangkan tantang SDM kelas, dan kemampuan kawan kawan meskipun kemampuan memang dapat diasah.” Ujarnya

Yomah juga menambahkan “untuk latihan sendiri saya juga lebih pada kesediaan kawan kawan namun tetap tertarget, fleksibel tapi tidak keluar dari jalur karena memang pada dasarnya kan mereka bukan yang bergelut dalam bidang teater atau belum pernah melakukan pementsana drama sebelumnya, yang mungkin ada tapi hanya satu dua orang saja.” Ungkapnya

Kebo Nyusu Gudel ini merupakan pementasan terakhir sekaligus penutup dalam rangkaian acara tersebut. Hujan pada jam-jam menuju pementasan tidak membuat penonton dan apresiator seni patah arah untuk menghadiri pementsan ini, dan tak tanggug-tanggung pementasan terakhir ini penonton mencapai hampir meyedot 300 orang untuk turut menyaksikan dan larut dalam pertunjukan.(ymh)