TEGAL – Janda miskin Tarkamah (65) hidup sebatang kara di gubuk ukuran 2 x 3 meter di tanah tetangga yang berada di RT 02/RW 01 Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan, Rabu (28/02). Nenek yang setiap hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga tersebut hidup dengan serba kekurangan. Setiap hari bekerja hanya habis digunakan untuk makan
“Saya hidup disini sendirian tanpa sanak saudara. Bahkan tanah untuk gubuk tersebut milik tetangga,” ungkap Tarkamah sambil meneteskan air mata.
Tarkamah sudah kehilangan suami sejak muda, pada waktu kedua anaknya masih kecil karena meninggal dunia. Selang beberapa tahun kemudian giliranya anaknya yang pertama meninggal dunia karena kecelakaan. Sedangkan anaknya yang kedua sudah menikah dan hidup dengan suaminya. Sehingga Tarkamah harus tinggal di gubuk yang didirikan di tanah tetangga. Karena tanah miliknya sudah habis untuk pengobatan anaknya waktu kecelakaan. Sudah bertahun-tahun Tarkamah hidup dibawah gubuk dengan dinding anyaman bambu dan atap dari seng. Bahkan ketika hujan lebat dan goncangan gempa datang. Tarmah memilih keluar rumah berlindung dibawah pohon.
“Saya khawatir kalau gubuk yang ditempati ambruk. Bahkan semenjak saya tinggal disini belum ada perhatian dari pemerintah,”
Lurah Debong Kidul mendatangi rumah Tarkamah untuk mengajak dialog. Tentang persoalan selama ini yang dihadapi nenek Tarkamah. Bahwa semenjak Tarkamah tinggal disitu, belum ada bantuan datang. Sambil menunjukkan KTP dan KK sebagai warga Debong Kidul.
“Kami akan mengusahakan bantuan dari dinas terkait termasuk PKH dan BPJS Kesehatan yang belum dipunyai nenek Tarkamah ,” jelas Lurah Debong Kidul Slamet Sugiharto.