TEGAL – Kampung Seni yang merupakan simbol kesenian Kota Tegal yang sekarang bertempat di pintu masuk obyek wisata Pantai Alam Indah (PAI), Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Selasa (23/01) dalam kondisi yang memperihatinkan. Atap dan bangunan banyak yang rusak, karena tidak ada biaya perbaikan. Ditambah kampung seni berdiri di tanah PAI yang akan terkena perluasan kawasan wisata tersebut. Sehingga beberapa pengurus dan seniman berkumpul untuk mencari solusi keberadaan kampung seni tersebut.
“Kami berkumpul untuk mencari solusi atas kampung seni yang sekarang dalam kondisi yang memprihatinkan. Karena disamping bangunanya yang rusak tempatnya juga akan menjadi perluasan kawasan PAI,” kata Ketua Kampung Seni Muhammad Taufik.
Budayawan yang merupakan sejarawan Kota Tegal Wijanarto mengatakan keberadaan kampung seni di Kota Tegal tersebut sebenarnya merupakan bagian dari budaya dan sejarah yang harus dijaga. Karena simbol-simbol kesenian akan hilang apabila kampung seni tidak ada lagi. Program kesenian melalui kampung seni sudah berkembang sejak pertama kali dibentuk tahun 2009 oleh Widodo dan Fadil yang merupakan legenda seni Kota Tegal. Kemudian bergabungnya almarhum Nurngudiono ikut membangun berkembangnya kampung seni. Karena dari yang sebelumnya hanya lukis dan sablon berkembang menjadi beberapa kesenian diantaranya ontologi puisi, bedah buku, stori teeling dan ancak yang pertama kali lahir dari kampung seni.
“Kampung seni adalah simbol berkembangnya seni di Kota Tegal, sehingga keberadaanya harus terus dijaga. Supaya kesenian yang ada tidak hilang begitu saja ,” kata Wijanarto.
Menurut Wijanarto, kampung seni saat ini sedang dalam keadaan gawat darurat karena tidak adanya berbagai pihak yang peduli. Sehingga eksistensi anggota dan seniman menjadi lemah karena keberadaan kampung seni yang terancam. Mereka sudah memberikan berbagai ilmu tentang berkesenian terhadap Kota Tegal tetapi ketika sekarat tidak ada yang membantu. Padahal ketika ditelusuri dengan peta sejarah yang ada, Kota Tegal merupakan salah satu kota berkesenian Indonesia. Berbagai tokoh dunia dan seniman nusantara pernah datang di kampung seni. Mereka diantaranya Anton Lucas Guru Besar Flainders Universitas Australia, JJ Riyal Sejarawan Nasional, Halim HD Budayawan Indonesia, Moses Pelukis Nasional dan masih banyak lagi. Bahkan mantu poci merupakan budaya yang lahir dari kampung seni.
“Kampung seni menjadi pilihan yang harus dipertahankan karena merupakan simbol seni itu sendiri. Berbagai tokoh pernah datang untuk melihat cikal bakal berkembangnya seni di Kota Tegal,” ungkap Wijanarto.
Ketika dewan kesenian beraktivitas dengan berbagai seninya maka kampung seni menjadi pilihan. Karena tempat tersebut merupakan simbol berkembangnya seni di Kota Tegal. Bahkan simbol seni yaitu Gedung Tawang Samudra dan Gedung PKK sudah tidak ada yang peduli lagi. Sedangkan sekretariatan DKT saat ini tinggal papan nama dan berbagai ruang publik berkesenian sudah tidak ada lagi. Sungguh sangat disayangkan apabila kampung seni juga akan bubar. Karena kampung seni juga ikut mengembangkan kelompok seni tahun 1970 yaitu Rendra dan Putu Wijaya.
“Sangat disayangkan apabila kampung seni sampai bubar, karena berbagai kepentingan. Karena berkembangnya seni tanah air juga lahir dari tempat tersebut,” tandasnya.
Beberapa audiensi yang sudah dilakukan dengan Pemkot dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga belum membuahkan hasil. Sehingga kampung seni dengan bangunan yang rusak dan lahan yang akan digunakan untuk perluasan PAI menjadi terancam. Tanah Pemkot yang ada di Kota Tegal juga belum ada yang memenuhi syarat. Sehingga kampung seni yang ada sekarang dibiarkan seadanya.
“Semua seniman yang ada di Kota Tegal pasti kita tampung, terutama dengan kampung seni. Tetapi kami tidak mempunyai anggaran untuk melakukan perbaikan dan susahnya mencari tempat yang sesuai, tentunya bukan di PAI lagi,” jelas Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Erni Wijayanti