TEGAL-Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tegal mengajak guru terlibat aktif dalam pengawasan pemilu. Ketua Panwaslu Kota Tegal Akbar Kusharyanto menyampaikan itu dalam focus group discussion (FGD) bersama ketua MKKS, para kepala sekolah SMP, SMK/SMA dan pengurus Aliansi Guru Swasta Perubahan (Arusbah), Rabu (14/12)  di Plaza Hotel Tegal.

FGD tersebut untuk menyerap masukan dari masyarakat dalam mendesain pengawasan partisipatif yang akan diimplementasikan ke depannya. Akbar mengatakan penyelenggaraan Pemilu berkualitas tidak lepas dari peran serta selurun pihak termasuk masyarakat.

Indikator kualitas pemilu, kata Akbar, meliputi beberapa hal. Diantaranya, penyelenggara pemilu yang adil, tingginya partisipasi pemilih, dan cerdas dalam menggunakan hak pilihnya, demokratisasi internal partai dan terpilihnya wakil rakyat yang aspiratif dengan legitimasi tinggi.

Serta terpilihnya pemimpin yang unggul dan amanag sehingga menjadi penyelenggara negara yang bersih. “oleh karena itu, diperlukan peran penting partispasi masyarakat”, ucap Akbar.

Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan itu diperlukan pemantapan pengelolaan kegiatan kerjasama pengawasan dengan organisasi masyarakat sipil (CSO) dan perguruan tinggi. Selain itu, Sosialisasi pengawasan pemilu bagi media massa dan ormas di masing-masing wilayah juga perlu dilakukan.

“Untuk meningkatkan Pengawasan Partisipatif dengan gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu 2019”, imbuh Akbar.

Sebelumnya, Divisi SDM dan Organisasi Panwaslu Kota Tegal Nurbaeni mengatakan saat pilkada serentak tahun 2015 dan 2017 terlaksana masih dijumpai beberapa pelanggaran. Dengan acara ini diharapkan masyarakat sebagai pemilih ikut andil dalam pengawasan jalannya pemilu tahun 2018 mendatang.

Rencananya pada tahun 2018 Ada 17 Provinsi, 39 Kota, dan 115 Kabupaten ikuti Pilkasa serentak. “Di Jawa Tengah sedikitnya ada 7 daerah yang melangsugkan pilkada serentak 2018”, pungkas Nurbaeni. (Sa. Amin/wartabahari.com)