TEGAL-Pada acara HUT ke-72 Kemerdekaan RI di  Alun-alun Kota Tegal, Kamis (17/8) ada drama kolosal yang mengawali serangkaian upacara bendera. Drama tersebut disajikan oleh pasukan Kodim 0712 Tegal dan bekerjasama dengan berbagai komunitas dan masyarakat

Turut menyaksikan drama kolosal tersebut Wali Kota Tegal KMT. Hj. Siti Masitha Soeparno, Wakil Wali Kota Tegal Nur Soleh, Ketua DPRD Kota Tegal Edy Suripno, Jajaran Forkompinda, Kepala OPD, Para Camat, Lurah, peserta upacara dan ribuan masyarakat Kota Tegal yang memadati Alun-alun Kota Tegal.

Pertunjukan drama kolosal yang berjudul Martoloyo Martopuro membius semua yang hadir. Drama diawali dengan suasana pertempuran pasukan Martoloyo dengan pasukan Trunojoyo.

Martoloyo mempunyai seorang adik bernama Martopuro. Berbeda dengan kakaknya yang nasionalis dan pro rakyat, Martopuro justru pro Belanda dan menjadi penghasut rakyat. Pada saat itu, Adipati Anom memerintahkan Martoloyo untuk bersiap-siap perang.

Akan tetapi, keputusan politik Adipati Anom meminta bantuan Belanda untuk berperang menyerang Trunojoyo terasa sangat menusuk hati Martoloyo. Sehingga Bupati Martoloyo menolak keras dan meninggalkan Adipati Anom.

Oleh Adipati Anom, diutuslah Martopuro untuk memanggil kembali kakaknya. Akan tetapi Martoloyo tidak mau kembali, maka terjadilah pertarungan hebat antar dua orang bersaudara itu, sehingga gugurlah kedua-duanya.

Mangkatnya Martoloyo membuat rakyat sedih, sebelum Mangkat, Martoloyo berpesan kepada isterinya untuk menyerahkan keris dan meneruskan perjuangan kepada Gendowor

Gendowor kemudian memimpin rakyat untuk berperang melawan Belanda. Terjadilah perang besar yang pada akhirnya dimenangkan oleh rakyat yang dipimpin Gendowor. Belanda pun mundur. Maka pada akhirnya Gendowor dinobatkan sebagai Bupati. Rakyat meluapkan kegembiraan karena berhasil mengalahkan musuh yang berusaha menghasut perdamaian.

(Sa. Amin/wartabahari.com)