KOTA TEGAL – Bencana hidrometeorologi basah yang terjadi beberapa waktu terakhir di beberapa daerah di tanah air menjadi perhatian Pemerintah. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia memberikan perhatian khusus terkait informasi dan kesiapan masing-masing daerah terkait potensi bencana yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah Idul Fitri 1446 H.
Menteri Dalam Negeri, M Tito Karnavian meminta masing-masing daerah untuk selalu mengupdate informasi dari BMKG, dan selanjutnya menyiapkan langkah-langkah antisipasi apabila dari informasi tersebut ditemukan potensi bencana dan segera siapkan langkah-langkah antisipatif untuk menekan jumlah korban baik nyawa maupun kerugian barang.
Tito menyampaikan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, dengan bahasan “Antisipasi cuaca ekstrem periode Idul Fitri 1446 H” melalui daring dan diikuti oleh seluruh Kepala Daerah seluruh Indonesia serta Instansi terkait, Senin (10/3/2025) pagi, termasuk Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, didampingi Sekretaris Daerah Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono beserta beberapa Kepala OPD terkait yang mengikuti rapat terebut melalui daring di Command Room, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tegal.
“Untuk rekan-rekan segera mengambil langkah, segera melakukan langkah koordinasi dengan Forkopimda plus, BMKG, Basarnas, dan lain-lain supaya bisa mengetahui prediksi informasi kemungkinan bencana dan kemudian bisa melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah korban seminimal mungkin baik orang maupun barang,” pinta Tito.
Tito menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat memiliki banyak instrumen di daerah, Basarnas, BNPB, TNI Polri. Jika terjadi sesauatu di daerah, Ia minta segera lakukan koordinasi, manfaatkan segala kekuatan yang ada di daerah dan koordinasi dengan instrumen-instrumen yang ada.
Dengan mendapatkan informasi yang dini potensi bencana dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif yang tepat, Ia berharap meskipun terjadi bencana tapi korban bisa ditekan minimal,
Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisila (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan menjelang atau pada periode Idu Fitri 1446 H, hujan sampai akhir Maret 2025 masih berpotensi hujan menengah sampai tinggi. Dwikorita mengatakan yang perlu diwaspadai adalah pada saat arus balik lebaran masih berpotensi hujan ekstrem, tapi dengan durasi yang lebih singkat.
Ia juga menambahkan, potensi gelombang tinggi terutama di Samudra Hindia, rob atau air pasang di prediksi akan terjadi pada 29 Maret 2025 menjelang idul fitri. Terkait pasang air laut dan gelombang tinggi, Ia meminta saat semua tetap mewaspadai tinggi gelombang dan pasang air, pada periode Idul Fitri.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam rakor tersebut menyampaikan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi, yaitu :
1) Segera lakukan penetapan status siaga darurat bagi daerah yang rawan banjir/longsor apabila memerlukan dukungan pemerintah pusat
2) Laksanakan apel kesiapsiagaan dan periksa kelengkapan dan kelaikan alat perangkat serta logistik kedaruratan yang ada di Gudang
3) Periksa, siagakan dan gelar alat perangkat pendukung operasi kedaruratan di lokasi-lokasi rawan bencana (pompa, perahu karet di lokasi rawan banjir)
4) Selalu perhatikan prakiraan cuaca untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana
5) Melakukan pemantauan debit sungai, tinggi muka air di tanggul-tanggul rawan jebol dan saluran drainase permukaan lain di saat hujan
6) Jika air cenderung naik dan hujan tidak berhenti, segera evakuasi masyarakat di kawasan rawan banjir dan longsor
7) Segera distribusikan logistik permakanan dan non-permakanan jika diperlukan masyarakat di tempat evakuasi, dan
8) Tetapkan status tanggap darurat segera jika terjadi bencana. (*)