TEGAL – Rangkaian Parade Teater Jakarata di Tegal menempatkan Teater Unloqic Jakarta Pusat pada pementasan dengan mebawa lakon Miss Tjitjih yang di sutradarai oleh Dina di Taman Budaya Tegal pada Sabtu (25/3) sore. Hal yang menarik adalah kelompok tersebut mengangkat sejarah kelompok sandiwara sunda Miss Tjitjih.

Kelompok sandiwara yang didirikan pada tahun 1928 ini menambil nama Miss Tjitjih berdasarkan Div panggung sandiwara pada masa itu ‘Nyi Tjitjih’. Dia adalah pemain sandiwara sunda kelahiran Sumedang 1908. Rombongan sandiwara keliling Opera Valencia pimpinan Sayyed Aboebakar Bafaqih bertemu dengan kelompok sandiwara sundanya Tjitjih. Bafaqih seniman tonil keturunan Arab Indonesia kelahiran Bangil Jawa Timur, amat terpesona dengan permainan Tjitjih yang berusia 18 tahun pada waktu itu sedang bermain denga tonil sunda, lalu mengajaknya bergabung dan disambut baik oleh Tjitjih.

Pada tahun 1928, Opera Valencia sampai di Batavia dan pada tahun itu juga Nyi Tjitjih dipersunting oleh Bafaqih. Dan Opera Valencia berubah nama sebagai Miss Tjitjih Toneel Gazelschap dan menempati Gedung sebelah Rivoli Kramat Raya, Pasar Senen Weltevreden Batavia.

Pada tahun 1936, ketika keliling dan bermain di Cikampek, Miss Tjitjih terjatuh dan muntah darah pada suatu akhir pertunjukan lakon Gagak Solo dan dikira itu salah satu adegan. Meskiun dalam keadaan sakit, namun Miss Tjitjih tetap melakukan pertunjukan walau penyakit TBC semakin menggrogoti tubuhnya.

Pada tahun 1938, Miss Tjitjih pulang ke Sumedang, namun jiwanya tidak tertolong dan meninggal di kampong halamannya. Sepeninggalan Miss Tjitji, Aboebakar tetap melanjutkan kelompok sandiwaranya melestarikan kesenian sunda seperti yang diinginkan dan dirintis oleh Miss Tjitjih.

Miss Tjitjih membawa andil sangat besar dalam grupnya. Dialah yang berinisiatif mengganti dialog pertunjukan Miss Tjitjih menjadi bahasa sunda dari sebelumnya bahasa melayu. Kini, bahasa dialog yang dipakai menjadi campuran bahasa Sunda – Betawi. Ini semua dilakukan agar Miss Tjitjh dapat diterima oleh semua kalangan.

Semangat itulah yang membawa Teater Unloqic Jakarta Barat untuk mementaskan semangat Miss Tjitjih, dalam berkenian. Sutradara pementasan mengungkapkan,”terimakasih banyak kepada para penonton yang sudah mengapresiasi pertunjukan kami”, tutur Dina Mariana pada sesi diskusi.  (S.Mu’min)