TEGAL – Bulan Maret ini Kota Tegal akan diserbu para seniman luar daerah. Baik seni teater, sastra serta seni lainnya. Mereka akan ngrudug kota Tegal dalam rangka menghadiri dan melaksanakan pementasan kegiatan yang dilaksanakan di Kota Tegal.
Di awal bulan Maret telah hadir di Kampus Universitas Pancasakti Tegal sebuah pagelaran dari UKM Kajian Seni Budaya yang dihadiri oleh Kelompok Teater Kampus dariwilayah Bandung, Malang, Semarang, Purwokerto, Bogor dan kota lain.
Minggu kedua di bulan Maret ada sebuah pertunjukan Teater Akar FKIP UPS Tegal, dari pertunjukan tersebut nantinya akan dihadiri oleh Kelompok Teater dari Puewokerto, Pekalongan, Semarang dan Cirebon. Dengan mengangkat tema budaya lokal Kota Tegal yaitu Ruwat Tetegual yang di gelar di panggung out door UPS Tegal, rencananya repertor dipentaskan 14 Maret.
Minggu ke tiga dan keempat perhelatan seni budaya Tegal, bertajuk Parade Teater Jakarta di Tegal, di Teater Arena Taman Budaya Tegal diselenggarakan dari tanggal 24 – 27 Maret 2017. Hadir dalam parade tersebut Teater Nebula Jakarta Barat, Teater Tema Jakarta Selatan, Teater Tema, Teater Mantra, Teater Hijau, Teater Getapri Jakarta Utara, Teater Unlogic Jakarta Pusat, dan Teater Nusantara Jakarta Barat dan beberapa pengurus Ikatan Teater Jakarta Utara (ITERA).
Dalam dunia sastra nusantra, hadir sebuah perhelatan Sastra Budaya Negeri Poci 2017, akan digelar di Ruang Paripurna DPRD Kota Tegal tanggal 24 – 26 Maret 2017. Menghadirkan sastrawan Indonesia dari berbagai kota yang tergabung dalam Negeri Awan.
Bontot Sukandar selaku pemerhati kesenian di Kota Tegal menuturkan, bahwa ada dua hal yang menjadikan Maret ini di penuhi seniman dan sastrawan ke Kota Tegal. Ini untuk menunjukan bahwa Kesenian di Tegal tidak mati seperti digembar-gemborkan orang. Seni di kota Tegal masih membara. Dewan Kesenian boleh mati, tapi seni tetap hidup, tetap bangkit.
Kunjungan atau kesediaan hadir dan pentas di Tegal adalah sesuatu yang menarik bagi seniman luar kota. Dari dulu kota Tegal selalu jadi “perhatian” seniman luar daerah. Adalah gambaran, bahwa Tegal telah menjadi kota tujuan. Jangan pandang seni sebelah mata, produk seni adalah produk kreatif – ia bisa menjadi pengungkit roda ekonomi. Artinya, bahwa seni bisa menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perekonomian.
‘’ Jadi, Kesenian adalah bukan barang mati, kesenian memiliki peran yang sama seperti bidang yang lain, perhatian dan dukungan pemerintah juga sangat diperlukan dalam mengekspresikan gagasan yang cerdas untuk Kota Tegal seutuhnya’’.
Sedangkan salah satu perwakilan seniman Jakarta mengungkapkan bahwa Tegal memiliki geliat teater yang baik dewasa ini, terutama teater pelajar, teater kampus dan teater umum. Gedung pertunjukan yang dimiliki Kota Tegal cukup presentatif dalam penyelenggaraan pementasan teater. ‘’Ini adalah peluang yang baik untuk bersilaturahmi dan peluas jaringan antara Jakarta dan Tegal, kegiatan program parade teater Jakarata di Tegal ini merupakan program bersama dari asosiasi teater lima wilayah selain Festival Teater Jakarta’’, tutur Skotlet kepada Warta Bahari. (S.Mu’min)