JAKARTA – Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, S.T., M.M. memandang permasalahan sampah bukan hanya isu lokal saja tetapi juga isu nasional. Sehingga diperlukan solusi yang holistik atau total solution dengan melaksanakan kolaborasi dan sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, akademisi dan media. Untuk dapat melaksanakan total solution, Jumadi mengharapkan bukan hanya wacana saja tetapi langsung riil dilaksanakan. Salah satunya diperlukan adanya tempat living lab bagi solusi sampah di Indonesia.
“Permasalahan sampah bukan hanya menjadi isu lokal, tetapi juga isu nasional. Artinya hampir semua pemerintah kabupaten/kota menghadapi hal yang sama. Tetapi tidak ada solusi yang holistik atau total solution. Untuk solusi yang holistik harus terlaksananya sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian PUPR, Kementerian Koordinator Kemaritiman, dan Pemerintah Daerah serta korporasi atau dunia usaha, bagaimana duduk bersama dan junjung bareng mencari total solution,” tutur Jumadi usai Seminar The 2nd Thought Leaders Forum dengan tema “Peran dan Kontribusi Korporasi dalam Mendukung Pengelolaan Sampah yang Terintegrasi dan Berkelanjutan Berbasis Industri 4.0” di Ruang Singosari, Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, Selasa (12/11) yang diselenggarakan oleh The Indonesia Olefin, Aromatic & Plastic Industry Association (INAPLAS).
Selanjutnya Jumadi menawarkan agar Kota Tegal dijadikan laboratorium hidup bagi solusi permasalahan sampah di Indonesia. “Saya menawarkan agar Kota Tegal silakan dijadikan semacam living lab untuk solusi sampah. Sekarang di Tegal sendiri sudah banyak solusi-solusi sampah yang parsial. Seperti sampah diolah menjadi BBM, dari sampah organik menjadi TOS, sampah plastik yang lain diolah menjadi daur ulang kerajinan, tas, sepatu dan sebagainya,” kata Jumadi.
Ditambahkan Jumadi, pendekatan Pemkot Tegal terkait permasalahan sampah adalah seperti bisnis atau jadi industri. “Makanya kita adakan pilot projek untuk aspal plastik di Kota Tegal. Nanti masyarakat akan bisa melihat oh ternyata plastik bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat untuk aspal. Selanjutnya masyarakat diedukasi dengan cara melihat langsung. Hasilnya seperti apa, sehingga perilaku seperti ini didorong di Kota Tegal. Kalau ini berhasil boleh di tiru oleh kota yang lain,” sebut Jumadi menilai tak ada cara yang lain selain kolaborasi dan sinergi serta tidak mengedepankan ego sektoral dalam penanganan sampah.
Solusi holistik yang dikemukakan Jumadi untuk menjawab statemen narasumber seminar yaitu Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ir. Prasetyo M.Eng. yang hadir mewakili Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M. Eng.Sc. Prasetyo menyebut pengelolaan sampah merupakan urusan wajib pemerintah daerah. “Pengelolaan sampah itu mesti dahulukan. Di Tegal ada prioritas penanganan sampah. Kami mendorong untuk mengurangi sampah di sumbernya karena sangat membantu permasalahan sampah yang dikelola di TPA. Mudah-mudahan Kabupaten/Kota punya semangat untuk tangani sampah karena setiap hari diproduksi dan menjadi tanggung jawab Pemda,” ungkap Prasetyo.
Sementara Deputi IV Kemenko Kemaritiman dan Investasi Dr. Ir. Safri Burhanudin DEA menyebut kolaborasi yang dilaksanakan antara Pemerintah Pusat dengan Pemda khususnya Kota Tegal tergantung dari keseriusan program Pemkot Tegal. “Kalau Walikota dan Wakilnya harus paling serius, kalau pusat sudah serius sekali, karena undang-undang yang mengatur pelaksananya adalah Pemda,” ujar Safri.
Hadir juga dalam seminar tersebut Chairman Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, & Plastik Indonesia (INAPLAS), Didi Susilo yang diwakili oleh Donny Syarief, Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Ginanjar yang diwakili oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ir. Muhammad Khayam, M.T., Direktur Pengolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Novrizal Tahar, Wakil Walikota Jakarta Selatan Isnawa Adji, Asosiasi INAPLAS, pimpinan PT Chandra Asri, Pimpinan PT. Polytama Propindo, Presiden Direktur DOW Indonesia, Chairman IP2WM, Vichan, pimpinan PT Indofood, Nutrifood, Ligo Group, PT Lima Anugerah Assetindo dan Suntory Garuda. (*)