Tegal – Setelah pagi hari Alun-alun Kota Tegal dipadati ratusan santri dalam pelaksanaan upacara hari Santri Nasional ke 3 tahun 2018. Kini malam harinya kembali dipadati oleh ratusan santri bahkan lebih dalam acara pengajian akbar, Senin (22/10/2018) malam.
Ketika memberikan sambutan dalam acara tersebut Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd menyampaikan bahwa pengajian akbar ini akan menjadi majelis ilmu yang sangat bermanfaat. karena, ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala persoalan, baik persoalan yang berhubungan dengan kehidupan beragama maupun persoalan yang berhubungan kehidupan duniawi. ilmu diibaratkan dengan cahaya, karena ilmu memiliki fungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia, pemberi cahaya bagi orang yang ada dalam kegelapan.
“Saya mengajak dalam forum ini, seluruh lapisan masyarakat untuk tetap cinta ilmu dan cinta tanah air dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan, dan mampu meningkatkan ukhuwah islamiyah, serta berani menerima perbedaan,” ucap Wali Kota
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, mari kita hormati perbedaan, mari kita jaga falsafah bhineka tunggal ika, umat Islam di Republik Indonesia ini telah berperan besar pada kemerdekaan indonesia, namun demikian tidak berarti harus melupakan umat lain yang beda keyakinan, karena para pendiri negara sudah membuat finalisasi bahwa falsafah negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika,” tambah Wali Kota.
Lebih jauh Wali Kota juga megingatkan akan tiga yang harus diwaspadai betul, karena dapat menghancurkan generasi islam, yang dikenal dengan 3f, yaitu fun, kesenangan pada hiburan. hiburan tidak hanya bisa menghacurkan generasi muda saja, namun juga generasi tua, food, yaitu makanan. saat ini banyak makanan yang mengandung pengawet, pewarna, dan bagian dari tubuh babi untuk menghancurkan remaja islam. ada zat tertentu pada babi yang jika dicerna dalam tubuh tidak bisa dinetralisir dan terakhir fashion, yaitu pakaian. gaya berpakaian tidak menutup aurat sengaja digencarkan untuk meng-hancurkan remaja islam. termasuk gaya rambut qaza’, yaitu menghabiskan sebagian rambut dan memanjangkan sebagian yang lain.
“Ingat akan tiga tanda datangnya hari kiamat adalah pertama islam tinggal nama, mengaku islam tetapi tidak melaksanakan sholat 5 waktu, kedua al qur’an tinggal tulisan, al qur’an tidak pernah dibaca, tanda ketiga adalah masjid tinggal bangunan, masjid tidak digunakan untuk sholat,” ingat Wali Kota.
Sementara itu Ketua PCNU Kota Tegal, Abdal Hakim Tohari menyampaikan bahwa makna hari Santri Nasional merupakan penegasan peran ulama dan santri yang sangat besar dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam setiap perjuangan mencapai kemerdekaan dan mempertahankannya banyak dipimpin oleh para ulama sebagaimana KH. Hasyim Asya’ri mengeluarkan resolusi jihad melawan sekutu Belanda (NICA) yang akan kembali merebut tanah air. Isi Fatwa itu menyebutkan mempertahankan tanah air hukumnya fardhu ain, yang mati jadi mati syahid, dan barangsiapa yang kerjasama dengan penjajah hukumnya kafir.
“Generasi penerus dan pewaris bangsa harus tahu sejarah, tidak mungkin santri akan berkhianat terhadap bangsa dimana sudah diperjuangkan para pendahulu begitu juga peran santri dan ulama tidak bisa diabaikan dalam pembangunan ini,” ucap Abdal Hakim.
Disampaikan oleh K.H. Muhammad Abbas Billy (Kang Babas) dari Buntet Cirebon mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa Indonesia, jangan mudah di adu domba serta menyebarkan fitnah dan ghibah lebih lebih kepada para ulama yang jelas-jelas merupakan pewaris Nabi.