TEGAL-Senin, 13 Februari ada hal yang berbeda di Kantor Satpol PP Kota Tegal. Kala itu suasana tenang, terlihat sedang sibuk melakukan aktifitas di meja masing-masing. Sesekali terdengan suara printer yang memecah keheningan itu. Tiba-tiba puluhan siswa berseragam putih biru mengrebek kantor tersebut guna belajar demokrasi sebagai salah satu materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn).
Salah satu murid SMP Negeri 10 Kota Tegal, sebut saja Ratna Maliana Dewi, siswi kelas VIII di sekolah tersebut. Terlihat antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh Hari Kurniawan, Kabid Penegakan perundang-undangan dan Suhardi, Kasi Pembinaan dan Pengawasan Satpol PP Kota Tegal.
Tak canggung, dia langsung angkat tangan ketika sesi tanya jawab . “Pak, bagaimana kendala dalam menjalankan tugas dan bagaimana solusinya”, Tanya dia tegas
Sebagai pemateri, Suhardi menjawab pertanyaan itu. Dia mengatakan bahwa setiap tugas apapun pasti ada kendala. Tidak hanya Satpol PP, profesi lain tentu ada kendala dalam melaksanakan tugas. Jika semua dilaksanakan tanpa beban, kendala tidak dijadikan beban dalam bertugas maka itu bukan kendala.
Sebagai contoh, saat melakukan penertiban pedagang sepanjang trotoar kawasan pasar pagi. Secara hati nurani, pasti merasa iba. Itu pedagang kecil sedang mencari makan sedangkan lapak dagangan mereka akan ditertibkan. Namum mereka menggelar lapak bukan pada tempat semestinya. “Itu kan trotoar, untuk pejalan kaki”, imbuhnya
Satpol tidak semena-mena menertibkan, itu sudah ada solusinya. Pedagang sebenarnya sudah diarahkan pindah ke lantai 2 dikawasan pasar pagi namun mereka masih tetap berjualan di trotoar. “Kami terpaksa tertibkan”, pungkasnya (Sa. Amin)