TEGAL – Balai Bahasa Jawa Tengah bekerjasama dengan Komunitas Sastra Wadahkata Tegal menggelar Saresehan Sastra Tegalan di Ruang Audio Visual Perpustakaan Mr. Besar Martokoesoemo Dinas Kerarsipan dan Perpustakaan Kota Tegal. Hadir dalam kegitan tersebut, Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tegal Wiluyo, Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Tegal Mamet Bramanti dan Perwakilan Plt. Walikota Tegal yakni Sudoro dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal. Sabtu (18/8).

Dengan menghadirkan Yono Daryono dan Tri Mulyono sebagai narasumber, peseta diajak untuk memahami jenis dari sastra Tegalan dan bagaimana bentuk ekspresi yang dituangkan dalam bentuk karya, baik karya puisi Tegalan, wangsalan, cerita Tegalan dan karya lainnya.

Tirto Suwondo, selaku Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah mengapresiasi kegiatan Saresehan Sastra Tegalan. ‘’Dengan adanya saresehan ini kami harapkan, Sastra Tegalan mampu dilestarikan dan bukan menjadi hal yang aneh dikalangan dunia pendidikan atau di masyarakat, melainkan bentuk jati diri suatu daerah untuk terus melestarikan kearifan lokal dalam bentuk bahasa daerah,’’ ujarnya.

Sedangkan Sudoro, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal memaparkan bahwa sastra Tegalan juga secara sadar harus dilestarikan bukan hanya secara verbal sebagai percakapan sehari-hari saja. ‘’Bentuk ekspresi sebuah karya sastra Tegalan di dalam masyarakat dapat berbentuk tulisan dan bahan bacaan sastra Tegalan. Sehinga sastra Tegalan mampu dinikmati, berbentuk karya yang akhirnya masyarakat mampu sadar dan selalu melastarikan sastra Tegalan,’’ ungkapnya.

Salah satu contah bentuk ekspresi dari sastra Tegalan dalam bentuk deklamasi puisi Tegalan dihadirkan oleh seniman asal Tegal yakni Afas Khasy, dengan kekhasannya Apas Khafasi membuat penasaran para peserta saresehan. ‘’Dal…dikadali…dikadalai, kong….dibokongi…Politik kue….’’ ujar Apas dalam deklamasinya.
Apas berpendapat bahwa sastra Tegalan yang memang berasal dari bahasa Tegal asli, bukan hasil alih bahasa dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Tegal memiliki estetika yang sangat berbeda dalam mengeksprsikan sebuah karya.
Pesertapun diajak untuk berekspresi dengan menciptakan sebuah karya sastra Tegalan dalam bentuk puisi Tegalan.