TEGAL-Sedikitnya 100 orang mengikuti Kajian 100 hari menuju Baitullah, tanpa berfikir dari mana uangnya, bukan MLM, Minggu (15/1) di gedung Arafah, jalan GOR Wisanggeni Tegal.
Kegiatan yang digelar Angkatan Muda Haji Indonesia (AMHI) itu di hadiri ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Tegal H. Nadirin Maskha, ketua AMHI Kota Tegal Ust. Ghusni Darodjatun, Ust. Tata Sutarya dan Ust. Ryan Martian.
Sebagai keynote speaker, ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota H. Nadirin Maskha dalam kesepatan tersebut meberikan motivasi kepada peserta yang hadir.
Salah satu tokoh Kota Tegal itu berpesan dalam melakukan segala aktifitas yang pertama harus dipercaya dahulu. Selain itu harus menghargai waktu. “Untuk melakukan segala aktifitas kita harus bisa tepat waktu”, kata Nadirin.
Salah satu narasumber, Ust. Tata Sutarya, dalam materi Sekolah Haji dan Umrah (SHU) menyampaikan Haji dan Umrah tidak harus berfikir dengan dana/biaya sebab tidak prosedural dan profesional.
“Mayoritas orang saat akan berhaji atau umrah maka yang difikirkan terlebih dahulu adalah biaya”, kata Ust. Tata.
Ust. Tata menyampaikan yang paling utama difikirkan adalah ilmu dan takwa. Kalau keduanya (ilmu dan takwa) dimiliki, maka biaya haji dan umrah akan datang sendiri. “Kita akan mendapatkan ilmu terlebih dahulu baru kemudian biaya”, pungkas Ust. Tata. (Sa.Amin/wartabahari.com)