TEGAL –  Penyelenggaraan Sedekah Laut oleh Nelayan Kota Tegal dengan beberapa rangkaian acara diantaranya pasar malam, malam tasyakuran, pagelaran wayang, organ, upacara larung ancak dan larung ancak menandakan sebuah peristiwa kebudayaan lokal yang terus dipertahankan. Mengingat kegiatan sedekah laut adalah kegiatan yang sudah berjalan lama dan kini masih dijaga dengan baik.

Menurut pantauan wartabahari.com pada hari Minggu (1/10) siang, salah satu rangkaian kegiatan yakni Pawai Ancak sedang berlangsung selama dua jam. Hadi Santoso, selaku ketua panitia Sedekah Laut berharap agar tahun depan  menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. ‘’Ditahun ini ada beberapa kali musibah yang dialami oleh nelayan Kota Tegal, yakni ada 5 kapal yang tenggelam, 25 ABK yang hilang, 5 nelayan meninggal ada jazadnya dan termasuk 1 nelayan yang ditembak oleh oknum aparat.’’ Papar Hadi.

Hadi juga menjelaskan bahwa ancak yang dilarung ke laut berisi kepala kerbau yang dihias. ‘’Adapun mksudnya dari pelarungan ancak bukan melarung kepala kerbau, tapi memberi sedekah ke laut unutk ikan-ikan di laut dalam bentuk kepala kerbau, karena lama kelamanan kepada kerbau dapat hancur dan kalau hancur akan dimakan ikan. Tidak ada mkasud apa apa-apa, hanya simbol saja. Intinya kami bersedekah kelaut dengan memberi makan ikan. Karena nelayan tanpa menamam benih ikan tapi setiap hari memanen ikan tanpa habis .’’ pungkas Hadi.

(S.Mu’min/wartabahari.com)