TEGAL-Prakirawan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal Sri Nur Latifah menyebut suhu di Kota Tegal pada malam hari akan terasa lebih dingin jika dibandingkan dengan saat periode musim hujan.
Menurutnya, cuaca malam yang dingin salah satu katakteristik angim timur. Saat musim kemarau keadaan awan bersih, agar matahari memancarkan sinar ke bumi diterima dengan sempurna dan saat malam hari.
“Akibat tidak ada awan maka radiasi itu akan langsung ke luar tidak ada yang menahan hal hal ini yang membuat cuaca menjadi lebih dingin”, ungkap Sri Nur, Jum’at (4/8) siang diruang kerja.
Sri Nur mengungkapkan wilayah Jawa Tengah khususnya Kota Tegal dan sekitarnya, akhir Agustus-September adalah puncak musim kemarau. Namun masih normal belum masuk kategori ektrem.
“Suhu antara 23-33 derajat celcius. Bila dikategorikan ektrem maka lebih 3 derajat dari suhu rata-rata kisaran 36 atau lebih”, imbuhnya.
Sri menghimbau kepada masyarakat agar tidak percaya pada informasi yang menyampaikan musim kemarau sampai dengan tahun 2019. Dia menegaskan hal itu tidak benar dan informasi tersebut tidak pernah dikeluarkan oleh BMKG. “Itu berita hoax”, tegas Sri.