TEGAL – Nampak taman dengan ornamen 2 lampu dan tanaman menghiasi Auditorium Universitas Pancasakti Tegal di Jalan Halmahera Km 1 Kota Tegal. Situasi itu terlihat mustahil bila sebuah ruang besar dan didalamnya terletak sebuah taman. Adalah para anggota Teater Akar FKIP UPS Tegal yang menyulap ruang tersebut menjadi sebuah taman dalam rangka pementasan teater. Pementasan yang mengusung judul Petang di Taman karya Iwan Simatupang tersebut merupakan uji nyali para angota teater akar baru, yang dikemas dalam program kerja Study Pentas pada Rabu (10/5).

Petang di Taman sebuah lakon yang mengangkat nilai-nilai eksistensialisme. Pertemuan orang disebuah taman dengan tetekbengek persoalan pribadi. Bercerita tentang seorang lelaki setengah baya atau penyair yang terdampar disebuah taman dan bertemu dengan orang tua. Mereka memperkenalkan hal-hal sepele. Kedatangan wanita semakin menguatkan absurditas manusia dan penjual balon  yang menjadi korban tuduhan bertubi.

Disebuah taman entah dimana, pada mulanya terlihat sepi, lalu satu persatu bermunculan orang dan gaduh. Dua tokoh menggugat eksistensi diri. Taman sebagai ruang publik, ruang sosial bahkan mungkin sebagai antisosial. Para aktor hadir diawal pertunjukan tersebut dimulai mengisi panggung, seakan penonton diajak membaca lebih awal para pemain yang hadir dalam pementasan tersebut. Daya kejut nampaknya telah mereka bocorkan diawal.

Sutradara pementasan menuturkan bahwa kegiatan study pentas adalah bagian dari tugas anggota teater akar yang baru bergabung selama satu tahun dengan menggarap naskah, dimana bertujuan sebagai penerapan disiplin teater selama mengikuti workshop dan penggemblengan selama menjadi anggota baru. ‘’Kami diberi tugas untuk mementaskan sebuah lakon sebagai pembelajaran awal, bagaimana berlatih dan menajadi tim produksi yang berbulan-bulan terus bekerja agar study pentas bisa berhasil’’, papar M. Khanif .R.

Sedangkan Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan FKIP UPS Tegal menuturkan dalam sambutanya bahwa program kerja dan kreatifitas Teater Akar tidak pernah surut. ‘’Kita perlu mengapresiasi apalagi lakon yang digarap adalah karya Iwan Simatupang dengan judul Petang di Taman, dengan ciri khas cerita karya-karya Iwan Simatupang harus kita saksikan salah satunya Petang di Taman yang dibawakan oleh Teater Akar pada malam ini’’, ungkap Tri Mulyono.

Sesi diskusi pun dihadirkan sesaat pementasan tersebut usai, hadir pula dari kelompok teater kampus Semarang, Purwokerto, Pekalongan dan dari kalangan mahasiswa Tegal serta teater pelajar di wilayah Tegal, Brebes, Slawi. (S.Mu’min)