TEGAL-Perpustakaan Daerah Kota Tegal Mr. Besar Martokoesoemo terus menggeliatkan diri dengan berbagai aktifitas dan inovasi. Setelah beberapa waktu lalu menyuntikkan spirit kebangkitan perpustakaan kelurahan yang matisuri, kemudian menggelar perpustakaan keliling Minggu (SPPA atau Sunday Pusling Public Area), kini tengah digagas pembentukan Komunitas Pemustaka.
Komunitas Pemustaka adalah perhimpunan masyarakat yang menjadi pelanggan aktif dan tercatat sebagai anggota perpusda. Mereka, nantinya akan dikukuhkan sebagai komunitas dalam naungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tegal.
Mereka juga disodori berbagai tawaran kegiatan dan/atau mereka sendiri yang berinisiatif mengajukan gagasan kreatif, tidak hanya terkait perpustakaan, namun juga kegiatan kemasyarakatan produktif lainnya.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tegal, melalui Kasi Pelayanan dan Informasi Pustaka, Wiluyo, mengungkapkan sebagai langkah awal pembentukan pemustaka, telah mengantongi 30 nama. Kemudian dari ke-30 pemustaka tersebut akan diambil dari 10 pemustaka paling aktif. “Selebihnya kami ambil secara random dari data-base aplikasi. Mereka terdiri dari pemustaka umum, mahasiswa, SMA dan SMP”, Kata Wiluyo kepada wartabahari.com (2/3) pagi
Selanjutnya Wilu (sapaan akrab Wiluyo) memaparkan bahwa para pemustaka terpilih akan diundang untuk menyusun format kepengurusan secara terbuka dan demokratis. Dari kepengurusan itu, nantinya mengekspansi kependaftaran/penerimaan anggota. Perpusda telah dan akan terus menyediakan fasilitas yang kesemuanya bisa dimanfaatkan gratis.
Saat wartabahari.com menanyakan tujuan dibentuknya komunitas pemustaka, Wilu mengatakan sesuai tekad awal, perpusda harus bisa menjadi living library dan ingin lebur bersama masyarakat pemustaka, memperbaiki kualitas kehidupan dan semua itu berangkat dari perpusda.
“Buku dan benda pustaka lain, tak seharusnya Cuma mandeg dibaca, tapi harus diimplementasikan secara nyata”, Imbuh Wilu
Seperti diketahui, saat ini perpusda memang aktif menggelar kegiatan publik, mulai dari seminar edukasi, layanan pustaka, kunjungan siswa/mahasiswa hingga peningkatan kualitas SDM.
“Kami telah menyusun dan mengajukan Renja 2018, diantaranya untuk pembuatan galeri mini pustaka lukis, pergelaran jamboree perpustakaan tingkat provinsi dan pembangunan gazebo ruangbaca out-door. Kami berharap semua itu terealisasi.” Pungkas Wilu penuh harap. (Sa. Amin)