Tegal- Malam tasyakuran dalam rangka Dirgahayu ke 74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI ) “Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan SDM Indonesi Unggul” digelar di Pendopo Ki Gede Sebayu Kompleks Balaikota Tegal, Minggu (24/11/2019) malam, kurang lebih acara tersebut di hadiri lebih dari 300 undangan yang kebanyakan tenaga pendidik atau guru di Kota Tegal.
Dalam sambutannya Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap guru-guru yang saat ini memperingati hari guru nasional dan juga memperingati hari ulang tahun PGRI.
“Malam ini kita mengadakan tasyakuran sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah SWT, dengan usia yang ke 74 tahun, sudah cukup tua organisasi PGRI ini tumbuh dengan dijiwai semangat proklamasi 17 agustus 1945, saat PGRI lahir di bawah panji perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ucap Walikota.
Dirinya juga menjelaskan PGRI hadir bukan hanya ikut serta memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetapi juga berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat guru.
“Kini diusia ke-74 PGRI memiliki semangat juang yang tidak pernah kendur dengan tema “Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan SDM Indonesi Unggul” menjadi sema-ngatnya,” ujar Walikota.
Dengan bertambah usia PGRI, bisa memberikan dorong positif kepada anggotanya, yakni membangun figur guru yang semakin profesional. sebab setidak-nya terdapat tiga ciri guru profe-sional yang harus dimiliki yaitu, guru professional adalah guru yang telah memenuhi kompetensi dan keahlian inti seba-gai pendidik, seorang guru yang professional hen-daknya mampu membangun kesejawatan. bersama-sama rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri dan mening-katkan kecakapan untuk mengikuti laju perubahan zaman.
Juga seorang guru yang profesional hendaknya mampu merawat jiwa sosialnya. para guru sesuai niat kelahirannya adalah para pejuang pendidikan yang sesungguh-nya, yang menjalankan peran, tugas dan tanggungjawab mulia sebagai panggilan jiwa.
“Dengan segala tantangan dan ham-batan zaman, para guru adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. oleh karena itu, saya mengajak seluruh guru yang ada di kota tegal ini menjadi semangat hari guru nasional sebagai momentum untuk percepatan mewu-judkan Kota Tegal yang tentram, mandiri, sejahtera dan ber-akhlak serta menjadi penyemangat untuk terus menjadi bangsa yang berbudaya, cerdas, bermutu dan ber-karakter, serta mampu bersaing dalam kancah pergaulan global,” pungkas Walikota dalam pesannya.
Sementara itu dalam laporannya, ketua Paniti, Faris muzasin mengatakan dalam rangka menyemarakkan HUT PGRI diadakan seminar guru yang dihadiri lebih kurang 500 peserta, lomba , donor darah. Jalan sehat. Termasuk hari ini tasyakuran dan puncaknya Upacara HUT PGRI di Lapangan Tegal Selatan.
Rismono ketua PGRI Kota Tegal didepan Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M, Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, ST. MM, PJ Sekretaris Daerah Kota Tegal, Drs. Imam Badarudin, Ketua DPRD Kota Tegal, Kusnendro, ST dan jajaran forkompinda, OPD Terkait dan tamu undangan berharap dengan kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota sekarang ini gedung PGRI bisa terealisasi. Dalam kesempatan itu Rismono juga menyampaikan kata mutiara yaitu “ Guru memang bukan orang hebat, tetapi semua orang hebat berkat jasa guru”
Dalam taushiah yang di isi oleh DR (HC) Muhadi Setiabudi tasyakurun ini adalah salah satu ungkapan rasa syukur dengan perbuatan, Muhadi menjelaskan cara bersyukur yang pertama adalah dengan lisan, bersyukur dengan lisan adalah bersyukur dengan perkataan atau lisan. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa memuji kepada Tuhannya, dengan mengucapkan bacaan tahmid ketika mendapatkan nikmat, beristighfar apabila melakukan kesalahan, dan lain sebagainya.
Lidah orang-orang yang bersyukur akan selalu dibasahi dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil yang selalu mengiringi dalam setiap hembusan nafas seseorang. Memberikan tausiah serta saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah juga merupakan bagian dari cara bersyukur dengan lisan.
Cara bersyukur yang kedua adalah dengan hati, bersyukur dengan hati adalah dengan senantiasa menjaga qalbu atau hati dari berbagai penyakit yang dapat merusak dan mengotori hati seperti sifat iri hati, dengki yang terlarang, riya dan munafik.
Hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah dengan menerima apa yang menjadi ketentuan dan takdir Allah kepadanya dalam kehidupan yang dijalani, tidak berputus asa ketika datang ujian dan cobaan melanda. Dengan ujian dan cobaan tersebut, orang yang bersyukur dengan hati akan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tegas, tegar dalam menjalani kehidupan yang fatamorgana ini.
Cara bersyukur yang ketiga adalah dengan amal perbuatan Bersyukur dengan amal perbuatan adalah melalui tindakan atau amal perbuatan. Perbuatan seseorang dapat menjadi refleksi atau cerminan dari rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah. Salah satu contoh bentuk cerminan syukur adalah dengan memberikan dan perbuat banyak kebaikan kepada orang lain. Bersyukur hendaknya selalu diaplikasikan dalam keseharian, misalnya perilaku serta akhlak yang baik dan mulia juga dapat menjadi gambaran dan bentuk dari wujud syukur dalam perbuatan, ramah, sopan santun dalam pergaulan juga merupakan bagian dari rasa syukur itu sendiri.
Bentuk dari cara bersyukur dengan amal perbuatan ini adalah cara bersyukur yang paling penting dalam kehidupan di masa sekarang ini. Sudah semestinya kita ini menjadi rakyat yang bersyukur, bangsa yang bersyukur. Demikian juga bagi para pemimpin, para pemimpin yang menunjukkan wujud syukur dalam perbuatan adalah mereka yang senantiasa menunjukkan dan bisa menjadi contoh suri tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya, bukan menjadi pemimpin yang mengajarkan berlaku dan bertindak kufur atas nikmat Allah.
Acara di akhiri dengan pemontongan Tumpeng Oleh Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M, dan di berikan kepada Ketua PGRI Kota Tegal, Rismono.