Surakarta – Dengan berbasis TI (Teknologi Informasi) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta naik kurang blebih 10 persen setiap tahunnya, mulai dari parkir, hotel, restoran, pariwisata maupun lainnya.
Hal itu di ungkapkan oleh Wakil Walikota Surakarta Ahmad Purnomo ketika menerima kunjungan Pemerintah Kota Tegal melalui Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, Senin (18/11/2019). Turut mendampingi kegiatan tersebut OPD dilingkungan Pemerintah Kota Tegal yaitu Bappeda, Bakeuda, Diskominfo, Dinkop UMKM dan Perdagangan, Dishub, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Setda Kota Tegal.
Ahmad Purnomo mengatakan bahwa terkait dengan kunjungan pemerintah Kota Tegal dirinya merasa yakin dengan potensi yang ada di kota Tegal untuk lebih dimaksimalkan sebagaimana halnya di Kota Surakarta.
“Sebenarnya kota Surakarta dan Tegal banyak kesamaan dan kita sebenarnya adalah pelayan masyarakat, oleh karenanya kita sering mendekatkan diri dengan masyarakat baik lewat pertemuan formal maupun non formal bagaimana keluh kesah mereka dan masukan terkait pembangunan untuk kota Surakarta lebih maju. Kita harus sabar dan tabah menghadapi mereka, dan Alhamdulillah hampir tidak ada aksi demo terkait kebijakan Pemkot Surakarta,” ucap Ahmad Purnomo.
Sementara itu Wakil Walikota Tegal, Muhammad Jumadi merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah Kota Surakarta yang telah diberikan kesempatan untuk mengetahui lebih jauh terkait penerapan TI terkait e-Tax.
“Alhamdulillah, apa yang kita harapkan dengan datang ke Kota Surakarta, pemerintah Kota Tegal bisa belajar dan apa yang kira kira bagus bisa di copy dan bisa diimplementasikan di Kota Tegal terutama yang terkait dengan peningkatan PAD,” ucap Jumadi.
Jumadi juga menambahkan dari apa yang dipaparkan dan disampaikan oleh para OPD yang mendampingi Wakil Walikota Surakarta mulai dari, BPPKAD, Bappeda, Dishub, Dinkominfo bagaimana mengimprove baik knowledge nya memanfaatkan TI bisa menjadikan sinergi antara Kota Tegal dan Kota Surakarta menjadi lebih baik lagi.
Yuska Herman Sudrajat, kepala BPPKAD Kota Surakarta dalam presentasi dan paparannya mengatakan bahwa penerapan TI tidak semudah membalikan telapak tangan.

“Tantangan kami sangat berat, karena semua wajib pajak mempunyai rekening yang berbeda dan tidak bisa kami samakan hanya satu Bank oleh karena itu kita bekerjasama dengan beberapa bank umum maupun Bank Nasional tentunya dengan menggandeng Bank Indonesia. Kita buat masyarakat mudah dalam mengakses pembayaran pajak.”ucap Herman

Setelah ditetapkan sistem pembayaran online PAD Kota Surakarta naik sekitar 140 miliar atau naik kurang lebih 32 persen periode 2016 sampai 2019 ini dan kita juga memperoleh predikat WTP yang kesembilan untuk tahun ini tutur Herman.
Keberhasilan Kota Surakarta tak lepas juga dari peranan PT.Telkom yang mensupport e-Tax, dalam penjelasannya Goverment Enterprise Service (GES), Witel Solo, Achmad Yusuf bahwa setiap daerah mempunyai data wajib pajak dan potensi pajak yang berbeda beda oleh karenanya terkait dengan data center biasanya disesuaikan untuk masing masing daerah.
“Adanya TI ini jangan dijadikan cost center tapi sesungguhnya nya adalah PAD,” ucap Achmad Yusuf.
Acara ditutup dengan tukar menukar cindera mata dan dilanjutkan dengan peninjauan langsung Data center yang berada di kantor BPPKAD Kota Surakarta.