Menyongsong target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045, gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak kepada semua pihak untuk mulai dari sekarang melakukan inovasi-inovasi jenis makanan yang bersumber pada potensi alam yang ada di daerah masing-masing, “kita jangan selamanya bergantung kepada nasi” tegas Ganjar, saat mebuka acara Peringatan Hari Pangan Sedunia, Ke-39 tahun 2019 tingkat Provinsi Jawa Tengah, yang di Kampus 3 IAIN Salatiga, Kota Salatiga, Jum’at (25/10).
Ganjar Pranowo menyampaikan jika potensi yang dimiliki bangsa Indonesia cukup besar, tinggal bagaimana kita memulai membiasakan makan makanan bukan nasi. Jika sudah terbiasa dengan makan pokok selain nasi, tentunya banyak pilihan makanan pokok yang bisa diolah.
Gubernur mengajak agar instansi terkait di daerah-daerah mulai menginventarisir potensi makan pokok pengganti nasi didaerahnya masing-masing. Setelah diinventarisir dipikirkan bersama inovasi pengolahannya agar bisa mengikuti perkembangan jamam, dan bisa dinikmati generasi-generasi penerus.
Senada dengan Gubernur Jawa Tengah, Wakil Wali Kota Tegal, Muhamad Jumadi juga menyampaikan jika ditahun 2045 penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 350 juta jiwa
Tentunya kita akan butuh panngan energi dan air serta kebutuhan lainnya, dan masalah pemenuhan pangan adalah salah satu yang perlu menjadi perhatian kita bersama, sebab jika kita sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan untuk bangsa kita sendiri apalagi tergantung sama negara lain, ini kondisi yang sangat tidak baik.
Menurut Jumadi, untuk mengantisipasinya kita perlu inovasi-inovasi dibidang pangan, makan yang sudah ada butuh sentuhan inovasi, pihaknya bersama instansi terkait dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian, dan Pangan Noor Fuady akan mencari inovasi-inovasi apa yang bisa dilakukan pada potensi makanan yang ada di Kota Tegal.
Jumadi mencontohkan kota Tegal memiliki potensi perikanan yang cukup bagus, dan saat ini perlu pikirkan bersama, inovasi dari olahan makanan yang berasal dari ikan, namun demikian Jumadi juga menyampaikan tidak menutup kemungkinan potensi-potensi makaman yang lain selain ikan untuk dikembangkan pengolahannya.