Keberadaan sebuah smart city, menurut Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi, bukan melulu terkait Information and Technology (IT) semata namun lebih pada bagaimana sebuah Kota bisa membawa masyarakatnya menjadi cerdas. Jumadi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Focus Grup Discussion, dengan tema “Penguatan Inovasi Teknologi Informasi yang Terintegrasi antara BPN dengan Pemkot menuju Smart City Kota Tegal”, di ruang Diamond, hotel Pesona kota Tegal, Rabu (23/10).
Ia juga menyampaikan bahwa smart city adalah menyeluruh, bagaimana Pemerintah bisa meningkatkan kesejahteraan rakyatnya sekaligus meningkatkan level kebahagiaan warganya, dan bisa meningkatkan level usia warganya.
Dan untuk mencapai cita-cita tersebut, menurut Jumadi bisa diraih dengan bersinergi secara bersama-sama. Dimana menurutnya ada inovasi-inovasi yang dilakukan, khsususnya untuk pelayanan dasar, baik itu pelayanan kesehatan, Kependudukan dan pendidikan, kata kunci menurut Jumadi untuk meraih hal tersebut adalah Kolaborasi dan kontinyuitas program.
Senada dengan Wakil Wali Kota, narasumber dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Eko Budi Wahyono, menyampaikan bahwa untuk smart city tidak hanya masalah serba digital, namun smart city menurutnya minimal mencakup 6 dimensi smart city.
Smart economy, bagaimana penanganan kewirausahaan dan tenaga kerja, smart people berkaitan dengan pendisikan dan pembelajarab, Smart Government misal dengan melakukan E Governance, smart Mobility yang terkait dengan pengelolaan Sumber Daya Manusia, kota yang ramah bagi masyarakatnya.
Jadi, menurut Eko, jika sebuah daerah hanya memiliki satu atau dua dari dimensi Smart City, kita tidak bisa menyebut wilayah tersebut sebagai smart city.
