Bandung – Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi, ST. MM menginginkan Kota Tegal menjadi pusat riset perubahan iklim dunia. Karena itu dikatakan Jumadi, Pemerintah Kota Tegal menyatakan kesiapannya dalam mendukung kerjasama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jepang terkait pembangunan hunian rumah susun /apartemen low carbon sebagai pilot project riset terhadap perubahan iklim di dunia.
Kesiapan tersebut diungkapkan Jumadi di sela-sela agendanya menghadiri rapat persiapan program Sience and Technology Riset For Suistanable Development (SATREPS) di Puslitbang Perumahan dan Pemukiman Kementerian PUPR di Bandung. Selasa (15/10).


Adapun dukunganya kata Jumadi, Pemkot Tegal akan menyediakan lahan bagi Pembangunan Rusunawa Low Carbon yang harapannya Pilot Project nya ada di Kota Tegal. Terlebih kata Jumadi bahwa sesuai Paris Agreement bahwa di 2030 seluruh negara harus mengurangi emisi karbon untuk menjaga perubahan iklim. Karena itu Jumadi berharap agar seluruh komponen di Kota Tegal termasuk masyarakat nya dapat mendukung proyek yang bermanfaat bagi warga. “Selian akan bermanfaat bagi warga proyek ini sekaligus akan menjadi contoh bagi seluruh kota di dunia bahwa Kota Tegal menjadi pioneer proyek pembangunan rumah susun/apartemen low carbon,”jelasnya.

SATREPS sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Puslitbang Perumahan Permukiman Kementerian PUPR dan Universitas Hiroshima Jepang. Kerjasama riset ini telah dimulai sejak tahun 2016 yang salah satu hasilnya adalah pembangunan rumah susun sederhana hemat energy di Kota Tegal yang saat ini progress pembangunannya sudah mencapai 90 persen. Adapun dalam tahap II nya Puslitbang Perumahan Permukiman Kementerian PUPR dan Universitas Hiroshima kembali menyusun program melalui SATREPS dengan topik “Implementation of Low Carbon Affordable Apartment in the Hot-Humid Climate Of Indonesia toward Paris Agreement 2030” untuk mengembangkan teknologi low carbon yang akan diterapkan di seluruh rumah rumah susun/apartemen di Indonesia. Rencananya proyek tersebut akan dilaksanakan selama 5 tahun yaitu 2019 – 2024 dengan melibatkan berbagai universitas di Indonesia seperti UI, ITB, ITS, UGM, dan berbagai universitas besar lainnya.