Makassar – Keberhasilan Pemerintah Kota Tegal melalui TBM Sakila Kerti didalam meningkatkan budaya Literasi Masyarakat di apresiasi oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ir. Haris Iskandar, Phd, ini di buktikan dengan diberikannya kesempatan Pemerintah Kota Tegal menjadi Narasumber untuk saling berbagi pengalaman terkait pengembangan budaya Literasi yang telah nyata memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya prosentase melek huruf nasional sampai 98 persen lebih. Hal ini terungkap pada acara Festival Literasi Indonesia dalam rangka puncak Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke – 54 tingkat Nasional tahun 2019, Jumat (6/9/2019) di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.

Disampaikan oleh Haris bahwa keberhasilan melek huruf nasional melebihi 98 persen adalah bukti peran serta serta sinergi dari semua elemen masyarakat, tak terkecuali dari pemerintah daerah, penggiat literasi dan CSR yang tersebar di seluruh Nusantara.

“Melek huruf nasional sekarang lebih dari 98 persen, Kita ingin menekan lebih rendah lagi sampai zero buta aksara. Kalau semua pemimpin seperti di Kota Tegal dan Sumedang, kita tidak harus menunggu tahun 2030 untuk tercapai, mungkin bisa lebih cepat.” ucap Haris
Haris juga menghimbau bersama masyarakat, penggiat Literasi dan Pemerintah menggunakan cara-cara strategis tentang kemelekan aksara dengan kearifan lokal masing masing daerah sebagaimana yang dilakukan di Kota Tegal.
Sementara itu Wakil Walikota, Muhammad Jumadi yang menjadi narasumber bersama Bupati Sumedang diacara itu menyampaikan Kebijakan dan implementasi literasi masyarakat dimana dalam kebijakannya Pemerintah Kota Tegal melakukan 3 langkah strategis yaitu dengan peningkatan pojok baca melalui peningkatan anggaran dan pemenuhan sarana, pemberdayaan budaya baca di kelurahan dan kampung serta pengembangan nilai fungsi berupa tuntas baca – tuntas cerdas dan Taman Belajar Masyarakat.
“Implementasi literasi masyarakat sesuai dengan smart city (the city of innovation) dimana dalam satuan paud dan Dikmas ada pojok baca. Juga kampung jobfair/CSR, wisata literasi baca dan pojok IT,” ucap Jumadi.
Jumadi juga menambahkan untuk kampung literasi Sakila kerti yang berada di Kelurahan Panggung sering diadakan job fair buku, pementasan seni dan sastra tegalan dengan melibatkan satuan perangkat dari RT, RW, Lurah, Camat dan Duta Literasi.
“Saya sangat bangga sekali dengan buku hasil karya program literasi di Kota Tegal diantaranya yaitu buku berjudul Wanita Bijak Kata, Pengasong Bukan Dosa, Sekolahku Jejak Masa Depanku, Kuatnya Cinta Tercipta Karya, Tajamnya Pena Tumpulnya Malu dan antologi puisi “Mengejar Harapan”, ” ucap Jumadi

Penggiat literasi Kota Tegal, DR. Yusqon mengatakan, keberhasilan budaya literasi di Kota Tegal tak lepas dari Sinergi dan kolaborasi yang baik antara Masyarakat, Penggiat Literasi, Pemerintah dan semua elemen yang berkepentingan untuk meningkatkan budaya literasi di Kota Tegal.


“Keberhasilan ini ada berkat sinergi, kolaborasi dari semua elemen, secara masif kita terus budayakan literasi di masyarakat,” ucap Yusqon.
Senada dengan yang disampaikan oleh Jumadi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, DR. Johardi juga menyampaikan bahwa dalam menggiatkan budaya literasi di Kota Tegal kita harus mempunyai semangat yang lebih karena dengan itu kita bisa membuktikan Kota Tegal menjadi Kota yang sarat dengan prestasi dan menjadi rujukan daerah lain untuk pengembangan Literasi.

Dalam kesempatan tanya jawab dan sharing pengalaman dengan para tamu undangan yang sebagian besar adalah pegiat literasi ada hal yang menarik sebagaimana pernyataan yang disampailan oleh Maksimus dari NTT bahwa dirinya tidak merasa rugi datang jauh-jauh dari kampung halamannya, karena ada strategi yang baik yang dilakukan oleh para pegiat literasi di Kota Tegal yaitu dengan pendekatan hati yang dimaksud adalah para pegiat literasi atau pengelola TBM memberikan keunikan dan prestasi yang telah dilakukan serta mudah putus asa.

Terkait dengan pertanyaan Alex, pegiat literasi dari Papua, dirinya mengatakan
Apa yang dikatakan bapak Wakil Walikota Tegal benar adanya karena tidak semua Bupati/Walikota bahkan Gubernur ada yang tidak mengetahui atau mengerti tentang penyelenggaraan satuan PAUD dan Dikmas.
Ilmu dan pengetahuan baru juga didapatkan oleh Penanya dari Banten, Fachri yang menyampaikan jika
Selama ini kemampuan dia dalam penyelenggaraan Taman baca Hanya ada di kemampuan mata, setelah datang hari ini mendengar langsung dari Wakil Walikota Tegal, Jumadi yang memaparkan dengan bahasa yang ringan berhasil membuka wawasan baru bahwa sekarang tidak hanya mata tetapi sudah berfikir dalam pengelolaan Taman Baca.