Tegal – Data prevalensi menunjukan sebanyak 2,6 persen warga masih menderita penyakit kanker yang berbahaya. Ada tiga penyakit kanker yang masih menghantui masyarakat.

dr Sri Primawati Indraswari selaku Kepala Dinkes Kota Tegal melalui Kabid P2P Yuli Prasetya menyampaikan data penderita kanker berdasarkan survelen rutin dan laporan Puskesmas serta Rumah Sakit. Bahwa kanker masih menjadi penyakit tidak menular yang mematikan dan harus dipantau. Data kunjungan untuk Kanker Mamae (Payudara) sebanyak 965, Kanker Servik 185 dan Kanker Koloteral (Usus Besar) 85 kunjungan, untuk Kota Tegal sendiri. Untuk itu upaya pencegahan lebih di utamakan daripada pengobatan.

“Karena kalau sudah terkena kanker, maka pengobatanya butuh biaya lebih tinggi,” kata Yuli.

Yuli menerangkan untuk mencegah resiko penyakit kanker yang terbaik dengan upaya krasinogenik yaitu pencegahan dari paparan udara yang mengandung hidro karbon tinggi dan menyebabkan meningkatnya resiko kanker kulit dan pernafasan. Kemudian pencegahan asap rokok, baik yang berasal dari perokok aktif dan pasif. Karena dapat menyebabkan Kanker Paru. Dan perokok aktif resikonya empat kali lebih besar daripada yang tidak merokok. Untuk pencegahan pencegahan dini Kanker Mamae dan Servik Dinkes membuka layanan pengobatan di Puskesmas. Tetapi kebanyakan penderita masih malu untuk berobat.

“Untuk itu kita bekerjasama dengan DPPP2KB, IBI dan PLKB dalam deteksi dini Kanker Servik dan Mamae. Hal itu dilakukan setiap bulan di Kantor IBI,” terang Yuli.

Yuli mengungkapkan untuk Kanker Servik dan Mamae, data kunjunganya paling banyak dibandingkan yang lainya. Di peringatan hari kanker sedunia terswbut. Dinkes akan berkerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk terjun langsung mengkampanyekan pencegahan penyakit kanker. Hal itu akan dilakukan dengan kampanye simpatik terhadap pencegahan penyakit kanker. Untuk Kota Tegal sendiri, menurut data prevalensi dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 ada sebanyak 2,6 persen penduduk. Data prevelensi tersebut diperoleh dari survai yang dilakukan selama lima tahun.

“Dan untuk tahun 2018 sudah ada datanya, tetapi belum dilaunching dari provinsi. Dari peringatan hari kanker sedunia ini, saya lebih menekankan pencegahan daripada pengobatan,” tegas Yuli.