Bandung – Wali Kota Tegal Drs. HM. Nursholeh, M.MPd menghadiri undangan Indonesia City Government PR Summit 2018 yang diselenggarakan oleh Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bandung bertempat di Trans Luxury Hotel Bandung (04/10).

Acara ini mempertemukan pranata Humas pemerintah dari 500 kota dan kabupaten se-Indonesia. Sejumlah kepala daerah yang hadir di Indonesian City Government PR Summit ini diantaranya, Wali Kota Padang, Bupati Ogan Komering Ulu Selatan, Wali Kota Tegal, Wali Kota Tanjung Pinang, Wali Kota Solok, dan Wakil Wali Kota Payakumbuh.

Materi utama Indonesian City Government PR adalah membangun city branding. Hadir sebagai pembicara antara lain Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Selamatta Sembiring, Staf Ahli Presiden bidang Komunikasi Adita Irawati.
Selain itu Associate Industry Head Government Public Services of Markplus Inc. Setyo Riyanto dan Direktur London School of Public Relations Jakarta, Prita Kemal Gani.

Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi, Dwi Wahyu Atmaji mewakili Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin membuka penyelenggaraan Indonesian City Government PR Summit 2018. Dalam sambutannya mengatakan, “Pengelolaan citra kota merupakan fenomena global di era persaingan saat ini. Mereka membranding diri, mereka seperti komoditas dan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mengapa? Karena citra kota yang kuat akan mempermudah penempatan suatu kota dalam persaingan di pasar global,” ujarnya.

Dalam pengelolaan city branding, lanjutnya, Humas sangat berperan penting, Apabila Bagian Humas tidak bekerja optimal dan gagal dalam mengidentifikasikan keunikan dan kekayaan kotanya, maka ia juga bisa gagal dalam membuat branding.

City branding seharusnya tidak hanya dilihat sebagai branding atau marketing semata. City branding adalah seni menciptakan citra suatu kota di benak masyarakat sehingga tertarik pada kota tersebut, citra yang unik yang membedakan dari kota lain,” ujanya.

Hadir pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tampil sebagai Keynote Speech mengatakan “dunia semakin terkoneksi revolusi digital. Manfaat digital tergantung dari tujuan penggunanya.
“Ibarat mobil, semua orang bisa memakai mobil, tapi tidak semua pandai berlalu lintas.”

Digital, lanjut Emil, jika dipakai kebaikan bisa menjadi kebaikan pula. Jika dipakai tidak baik, maka hasilnya hoaks.
Menurut Emil, Humas daerah harus terus memviralkan kabar baik. “Pranata Humas pemerintah daerah harus mampu mengelola kabar baik. Meskipun kabar baik itu kurang diminati, Humas tetap harus konsisten memberitakannya,” paparnya.

Emil pun meminta pranata Humas pun harus bisa memerangi krisis hoax dan mengontrol berita buruk dengan berbagai macam cara. “Yang penting adalah, kita gesit dalam menjawab suatu pertanyaan terutama kalau ada komplen,” tuturnya.

Selanjutnya Emil menuturkan, Kepala daerah merupakan wajah dari daerahnya. Di era media sosial seperti saat ini, pemimpin bisa memanfaatkannya dengan hanya posting berita baik seperti agenda kegiatan, posting nasihat, dan menyampaikan dengan kalimat non formal.

“Kepala daerah harus melek teknologi, jangan gaptek,” ujarnya.