Pengembangan Pelabuhan Menjadi Sentra Industri Perikanan

TEGAL – PT Pelindo III Regional Jawa Tengah mempersiapkan pengembangan Pelabuhan Kota Tegal menjadi Sentra Industri Perikanan. Ada beberapa hal yang diusulkan Pelindo agar pengembangan Pelabuhan Kota Tegal menjadi Sentra Industri Perikanan berjalan dengan baik. Yakni peninggian break water atau penahan gelombang, pengerukan kolam, pengerukan alur masuk, pembangunan pasar ikan seperti di Muara Karang Jakarta dan menghidupkan sentra kuliner ikan di sekitar Pelabuhan.

Hal tersebut diungkapkan CEO PT Pelindo III Regional Jawa Tengah, Arief Prabowo yang didampingi General Manager Pelindo III Cabang Tegal, Tri Bagus D P beserta pejabat PT Pelindo III Regional Jawa Tengah dan Pelindo III Cabang Tegal, saat audiensi dengan Walikota Tegal Drs. H.M. Nursholeh, M.MPd di Ruang Kerja Walikota, Senin (4/2). Hadir juga Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Ir. Gito Musriyono, Asisten II Herlien Tedjo Oetami, SH, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal, Ir. Noor Fuadi dan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Tegal Ir. Eko Setyawan, MUM.

Menurut Arief, pengembangan pelabuhan Kota Tegal sebagai zona industri perikanan memerlukan beberapa langkah sebagai pembangunan jangka pendek. Yakni meninggikan break water atau penahan gelombang kemudian baru dilaksanakan pengerukan kolam. Namun pengerukan kolam sedalam lima meter sia-sia jika alur menuju ke kolam juga tidak dilakukan pengerukan. Karena sesuai peraturan undang-undang dikelola oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

“Pelindo akan mendalamkan kolam menjadi lima meter, tetapi kalau alur tidak bisa juga didalamkan lima meter, maka yang masuk sama saja hanya 3,5 meter. Makanya kita hari ini akan ke KSOP,” ungkap Arief Senin kemarin.

Disebutkan Arief, dengan adanya pendalaman alur dan kolam menjadi lima meter, maka akan terjadi perpindahan kapal dari dangkal kedalaman lima meter, Gross Ton (GT)  kapal semakin besar dan daya jelajah kapal semakin luas sehingga dampaknya kesejahteraan nelayan semakin meningkat.

Selain itu, untuk pengembangan Sentra Industri Perikanan, Pelindo, Pemerintah Kota Tegal dan pengusaha secara tripartit akan bekerja sama agar nelayan memiliki produk perikanan yang memiliki nilai tambah. “Ikan dari nelayan bisa dibuat menjadi bubur ikan, bakso ikan, tepung ikan. Disamping itu kita juga mulai usulkan supaya nanti dikembangkan sentra kuliner di Tegal ini,” ungkap Arief yang menyebut untuk tempat bisa di sekitar pelabuhan. “Kita nanti bersama Pemerintah desain bersama,” sebut Arief.

Berkaitan dengan Kali Bacin, Arief mengatakan bahwa Pelindo sudah melakukan pengerukan. Menurut General Manager Pelindo III Cabang Tegal, Kali Bacin akan ditata menjadi wisata kuliner, yakni mulai dari selatan ke utara. Namun persoalan di Kali Bacin, banyak sampah yang menuju ke Kali Bacin dari aliran sungai dari selatan. Untuk itu dilakukan penutupan di Jembatan Kali Bacin sehingga sampah tertahan di bawah jembatan dan dikeruk setiap hari. “Jangan sampai sudah kita keruk  nanti sampahnya masuk lagi,” tutur Arief yang menyebut upaya Pelindo tersebut sebagai agent of development atau agen pembangunan. Sehingga tujuannya demi kesejahteraan masyarakat terutama nelayan Kota Tegal.

Mengenai rencana Pelindo tersebut, Walikota Tegal mengakui sebagai penduduk asli Kota Tegal merasa prihatin terhadap pelabuhan Kota Tegal. Padahal jika dilihat sejarahnya, Pelabuhan Kota Tegal merupakan pelabuhan yang pernah berjaya di masanya. Untuk itu, Walikota meminta Pelindo agar memaksimalkan potensi Pelabuhan Tegal. Yakni menghidupkan nelayan Kota Tegal dan menciptakan industri perikanan yang terintegrasi di Pelabuhan Kota Tegal. “Saya serahkan kepada Pelindo untuk memaksimalkan potensi pelabuhan Kota Tegal untuk kesejahteraan nelayan Kota Tegal,” tutur Walikota.